Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juni 2015

Antara FIFA, Viva, dan Pipa


Dalam hidup ini, kerap kali mengundang idiom. Idiom, yang saya ingat merupakan ungkapan kata yang bermaksud lain. Seperti contoh, ‘gantung sepatu’ yang mempunyai maksud atau arti pensiun dalam dunia sepak bola. Namun dipikir-pikir, apa hubungannya dengan judul di atas dengan penjelasan awal ini?
Read More

Otentisitas Dakwah Wali Songo

Oleh: Fathoni Ahmad

“Tokoh-tokoh ini, bukan tokoh-tokoh fiktif. Namun, benar-benar ada secara historis, arkeologis, maupun secara sosiologis.” Itulah pernyataan Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Wali Songo ketika buku gubahannya, Atlas Wali Songo meraih penghargaan sebagai buku terbaik 2014 versi Islamic Book Fair (IBF) dalam kategori Buku Nonfiksi Dewasa di Gedung Istora Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Sabtu, 1 Maret 2014 lalu.
Read More

Kamis, 05 Maret 2015

NU dan Kesejahteraan Petani

Oleh: Fathoni Ahmad

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga survei terkemuka di Indonesia, Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2013 terhadap warga NU (nahdliyin) di Indonesia menyebutkan, bahwa jumlah nahdliyin sebanyak 36,5 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, jika penduduk Indonesia 250 juta jiwa, maka tak kurang dari 91 juta jiwa adalah warga NU menurut survei tersebut.
Read More

Rabu, 24 Desember 2014

Ibu, Wanita Muda dan RA Kartini

Oleh: Fathoni Ahmad

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu (Mothers Day). Pada tanggal itu juga, digelar Kongres Perempuan Indonesia pertama  di Yogyakarta tahun 1928, sebagai instrumen pendobrak pola pikir yang bersifat paternalisitik. Semuanya seolah laki-laki yang berhak dalam peran kehidupan. Wanita seolah hanya pengisi ruang yang sangat familiar di telinga kita, dapur, sumur dan kasur. Bahkan fenomena demikian terjadi kepada wanita muda seperti seorang RA Kartini (wafat usia 25 tahun). Kendati demikian, wanita muda tersebut adalah seorang pendobrak paternalistik sejati.
Read More

Jumat, 24 Oktober 2014

Kabinet Semiotika Jokowi

Oleh: Acep Iwan Saidi

TANTANGAN pertama Joko Widodo dalam kepemimpinannya adalah membentuk kabinet baru. Profil kabinet ini tentu harus segar bagi dirinya sendiri sekaligus harus menyegarkan khalayak. Salah satu syaratnya, ia mesti berbeda dari kabinet terdahulu. Ruh keberbedaan kabinet Jokowi penting disambungkan dengan sosok Jokowi sendiri. Jika sebelumnya presiden Indonesia selalu dari kalangan militer dan elite sipil, Jokowi berasal dari ”dusun”, sipil dari keluarga yang bisa dibilang ”tidak berkasta”. Jokowi adalah ”presiden pinggiran”.
Read More

Kamis, 23 Oktober 2014

Empat Mudharat Pernikahan Raffi-Nagita

Oleh Arman Dhani

Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina tidak hanya menghina masyarakat dengan menyandera frekuensi publik, melainkan juga pada satu titik ia telah merusak peradaban kita yang adiluhung. Ini bukan masalah iri atau tidak iri, beneran. Ini perkara substantif, perkara kemanusiaan. Kalau sekadar nikah dan disiarkan di televisi, Anang Hermansyah dan istrinya-yang-saya-gak-tau-namanya-dan-males-gugling-itu juga pernah. Gak main-main, bahkan konon sampai ditanggung oleh ABPD Kabupaten Jember (meski belum juga terbukti). Tapi pernikahan Raffi ini berbahaya. Bayangkan, berapa juta ibu-ibu beranak gadis yang kemampleng pengen punya mantu kayak Raffi?
Read More

Salah Tafsir Jokowi

Oleh: Radhar Panca Dhana

SEJUJURNYA sangat menjenuhkan—bahkan menggelikan—untuk berpikir atau menulis mengenai hal yang hari-hari ini menjadi tren atau semacam trending topic dalam media sosial. Sebuah kecenderungan yang menyuburkan tumbuhnya fashioned atau fad intellectual. Semacam pemikir atau pengamat yang menggunakan kelincahan literer dan pelisanan, bukan pikirannya, sekadar sebagai gincu untuk mengikuti isu publik seperti kita tergiur oleh busana dan gadget terbaru hanya karena renda-renda atau fitur tambahan yang lucu.
Read More